Selamat datang di blog demo www.multipaste.web.id
peluang usaha
Headlines News :
Template Blogger Gratis
Advertise 250x250

Perempuan Pemecah Batu

mbok Suwarni 1
Kemarin aku menyaksikan pemandangan itu lagi, menyedihkan, sempat membuatku tak percaya. Beberapa perempuan paruh baya hampir renta bergulat dengan palu serta setumpuk batu kali besar. Sekali-kali terdengar dengusan nafas lelah berpijar di antara tumpukan batu-batu kecil hasil ketukan palu. Seember pecahan batu kali dihargai Rp 1.750,-. Karena usia telah merambat jauh, paling hanya bisa menghasilkan 10 ember. Padahal, pekerjaannya dimulai pukul 9 pagi sampai menjelang pukul 3 sore. Tanpa lelah dikerjakan semuanya, nyaris tanpa keluhan. Yang diketahui inilah caranya untuk bertahan hidup tanpa meminta belas kasihan sesama. Cukuplah belas kasihan sang Pencipta.

Salah satu dari perempuan perkasa pemecah batu itu adalah mbok Suwarni, begitu orang-orang menyapanya. Diusianya yang memasuki 57 tahun, hanya pekerjaan itu yang menjadi harapannya untuk menyambung hidup

Sejak usia 13 Tahun, mbok Suwarni sudah melakukan pekerjaan ini dengan setia, membantu meringankan beban orang tua. Bahkan, meski sudah menikah, serta sudah mempunyai 7 orang cucu dirinya masih bekerja sebagai pemecah batu kali. Kakinya seolah tak mampu bergeming melangkah pada mata pencaharian lain, untuk membantu menopang kehidupan keluarga. Suaminya yang seorang tukang becak belum bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk disebut layak. Tak pelak lagi, mbok Suwarni harus tetap turun tangan mempertahankan hidup bersama suami, anak dan cucunya.

Desa Kotakan, di Kabupaten Situbondo, bagian timur Pulau Jawa tempatnya tinggal dan menghabiskan sisa hidup, bukanlah tempat yang ramah untuknya. Di desa ini hampir semua warganya bekerja sebagai pemecah batu kali. Tapi, anehnya yang bekerja sebagai pemecah batu kali banyak dilakukan oleh kaum hawa. Sebagai pekerjaan yang tergolong kasar, tetapi tetap dilakukan perempuan di Desa Kotakan. Itu demi untuk membantu dan menopang ekonomi keluarga. Seperti juga yang lainnya, mbok Suwarni memang tak punya pilihan lain. Tak cukup pendidikan yang dipunyainya untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik. Ini memang pilihan termudah yang bisa diraih untuk bertahan hidup. Keluhan hampir tak pernah terucap dari bibirnya, menurutnya manusia sudah diberi sesuai dengan takarannya masing-masing. “Gusti Allah tak pernah salah atau keliru dalam memberi, sebab hanya Dia Yang Maha Tahu,” ucapnya.

Bergemanya suara adzan untuk sholat Ashar mengusik obrolan ini, mbok Suwarni pun berkemas-kemas untuk pulang ke rumahnya yang tak jauh dari tempatnya bekerja. Hari ini 9 timba pecahan batu dia hasilkan, Uang sejumlah Rp 15.250,- adalah hasil kerja kerasnya yang diharapkan bisa membantu kebutuhan hidup sehari-hari. Inspirasi kekuatan jiwa yang tak pernah mudah pudar walau harus berhiaskan kerja keras dan derasnya keringat yang bercucuran .

Oleh : Ratna Hermawati

Sumber : sosok.kompasiana.com

Seorang Guru Jadi Pelacur Demi Anak Didiknya

teacher xia

Ini adalah sebuah kisah nyata perjuangan seorang wanita yang berprofesi sebagai guru  yang rela berkorban demi kemajuan anak didiknya. Wanita ini tinggal di desa kecil di propinsi Gan Shu. Awalnya dia bukan pelacur, setiap penduduk di desa tersebut tidak mengerti kenapa seorang gadis secantik Xia yang mempunyai paras tubuh yang indah dan rupa yang menawan tidak melakukan pekerjaan seperti gadis-gadis lainnya. Karena Xia menolak akan hal ini, ayah  Xia selalu menghukum dia. Suatu hari Xia mendengar bahwa sebuah sekolah di desa membutuhkan jasa seorang guru Xia langsung dengan sukarela menjadi seorang guru dengan tanpa imbalan.

Pas hari pertama Xia masuk ke sekolah menjadi seorang guru, setiap murid kaget dan terpukau akan kecantikan guru baru mereka Sejak saat itu Kelas selalu menjadi penuh dengan canda tawa setiap murid. Kelas mereka lebih layak untuk disebut sebagai tempat penampungan daripada bangku bangku sekolah yang normal. Dalam kondisi kelas yang sekarat ini, Xia mengajarkan beribu ribu kata kata chinese dan pengetahuan laennya kepada murid muridnya Suatu hari badai besar menghancurkan kelas mereka semua murid tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Lalu kepala sekolah datang ke kota untuk merundingkan hal tersebut dengan walikota yang mengurus budget bagian pendidikan agar memberikan sumbangan uang utk membetulkan sekolah mereka akan kepala sekolah kembali dengan tangan kosong.

Kepala sekolah mengatakan kepada Xia bahwa walikota akan memberikan uang kalo hanya Xia yang datang kepada dia dan meminta uang kepadanya secara personal, Xia yang tidak pernah keluar dari desa dan meninggalkan rumah nya dan tidak pernah bertemu dengan walikota sebelumnya, telah memutuskan untuk berangkat dari rumah untuk mengunjungi sang walikota. Sebelumnya Xia kwatir kalo kunjungan dia akan mengacaukan suasana, akan tetapi dia tetep memutuskan pergi demi murid murid nya.

Xia berjalan lebih dari 10 kilo untuk ke kantor sang walikota setelah sampai, Xia duduk di depan kantor yang bagus di ruangan sang walikota. Setiba nya di kantor, sang walikota menyambut kedatangan Xia dengan sepasang mata pemburu yang haus akan Xia dan mununjukan tangannya ke sebuah ruangan dan mengatakan “Uang kamu ada di kamar tersebut. Kalau kamu mau, kamu ikuti aku” Xia melihat sebuah ruangan dengan ranjang yang besar, ranjang tersebut lah yang telah merenggut keperawanan Xia, Sang walikota telah memperkosa Xia. Darah segar dari keperawannan nya telah meninggalkan bekas dan jejak di sprei darah merah tersebut menjadi lebih merah daripada warna bendera national China. Xia tidak menangis sedikit pun yang ada dipikirannya adalah berpuluh puluh mata murid muridnya yang akan kecewa kalau tidak ada kelas buat mereka belajar.

Setelah itu Xia bergegas balik ke rumah yang gelap dan tidak memberi tahu kepada seorang pun tentang kejadian tersebut. Hari berikutnya, para penduduk membeli kayu dan membetulkan kondisi kelas. Akan tetapi kala ada hujan yang deras, kelas tersebut tetap tidak bisa di gunakan. Xia mengatakan kepada murid muridnya bahwa walikota akan membangun sebuah sekolah yang bagus buat mereka. Dalam kurang lebih 6 bulan, kepala sekolah mengunjungi walikota 10 kali akan tetapi tetep tidak diberikan dana yang dijanjikan kepada mereka. Hanya walikota lah yang tau apa yang telah terjadi pada Xia akan tetapi tidak bisa berbuat banyak tentang itu.

Pada saat semester baru berganti, banyak murid yang tidak bisa melanjutkan sekolah nya karena biaya dan mereka harus membantu orangtuanya untuk bekerja. Jumlah muridnya berkurang dan terus bekurang. Xia sangat sedih akan kondisi seperti itu. Ketika Xia mengetahui bahwa harapan murid muridnya telah hilang bagaikan asap. Dia lalu kembali ke kamarnya. Xia membuka bajunya, dan melihat tubuh telanjangnya di depan cermin. Xia bersumpah akan memakai tubuhnya yang indah untuk mewujudkan impian dari murid muridnya untuk bisa kembali sekolah. Xia tahu semua gadis dari desa bekerja sebagai pelacur di kota untuk mencari uang dan itu cara yang gampang untuk dia untuk mendapatkan uang. Dia membersihkan dirinya dan mengucapakan selamat tingal kepada kepala sekolah, ayah dan sekolah.

Dia mengikat rambutnya dengan kuncir dua dan berjalan menuju kota. Ketika dia berangkat ke kota, ayahnya tersenyum bangga akan tetapi kepala sekolah menangis sedih akan pilihan yang Xia lakukan. Di dalam glamor kehidupan kota, Xia tidak senang sama sekali dia menderita, dalam benak pikirannya, hanya ada sebuah kelas yang hancur dan keprihatian dan kesedihan dan kekecewaan expressi dari murid-muridnya. Xia masuk ke buat salon, berbaring di ranjang yang kotor dan menderita kerja kotor yang kedua di dunia percabulan. Malam itu di dalam diary nya Xia menulis “Sang walikota tidak bisa dibandingakan dengan tamu pertama nya lebih parah dan lebih kejam akan tetapi paling tidak tamu nya telah membayar dan memberi uang”

Xia mengirimkan semua uang penghasilannya kepada kepala sekolah dengan mengirit irit biaya untuk hidup nya dengan harapan bisa mengirim lebih banyak lagi ke kepala sekolah. Sang kepala sekolah menerima uang tersebut dan mengikuti untuk menggunakan uang utk membangun sekolah. Ketika setiap orang yang menanyakan sumber uang tersebut, sang kepala sekolah hanya menjawab bahwa didapat dari donasi dari organisasi social. Akan tetapi seiring waktu, penduduk mengetahui bahwa sumber dana dari seorang mantan guru yang bernama Xia. Banyak reporters yang ingin meliputi berita ini akan tetapi ditolak oleh Xia dengan alasan bahwa dia hanya seorang pelacur biasa.Dengan uang tersebut, sekolah telah berubah drastis. Bulan pertama, ada papan tulis baru. Bulan ke dua, ada bangku kayu dan bangku. Bulan ketiga, setiap murid mempunyai buku masing masing. Bulan ke empat, setiap murid mempunyai dasi masing-masing. Bulan ke lima, tidak ada seorang murid pun yang datang ke sekolah tanpa alas kaki.

Bulan ke enam, Xia kembali mengunjungi sekolah Xia disambut dengan gembira dan para murid menyapa "Guru, kamu telah kembali guru, kamu cantik sekali” Melihat kegembiraan dari para murid muridnya, Xia tidak berkuasa untuk menangis. Tidak peduli berapa banyak air mata yang di teteskan nya dan berapa banyak derita, keluh kesan dan kisah sedih yang dia lalui dalam 6 bulan, Xia merasakan semua kisah sedih dan penderitannya itu sangat seimbang dan pantas untuk harga yang dia bayar untuk melihat apa yang Xia lihat saat itu. Setelah beberapa hari di rumah, Xia kembali ke kota. Pada bulan ke tujuh, sekolah telah mempunyai lapangan bermain yang baru. Pada bulan ke delapan, sekolah membangun lapangan basket, pada bulan ke sembilan, setiap murid mempunya pensil yang baru. Pada bulan ke 10, sekolah mempunya bendera nasional sendiri, setiap murid bisa menaikan bendera setiap hari nya.

Hingga suatu waktu Xia dikenalkan kepada seorang businessman. Sang pengusaha luar asing bersedia membayar 3000 rmb buat satu malam. Dengan pikiran yang lelah yang telah dia lalui beberapa tahun lalu, Xia dengan lelah menuju hotel sang pengusaha asing. Dia bersumpah bahwa itu adalah pekerjaan kotor yang terakhir bagi dia dan setelah itu dia akan kembali ke desa dan bersama sama murid muridnya di sekolah. Akan tetapi nasib berkata lain sungguh tragis telah terjadi malam itu dimana Xia bersumpah untuk terakhir kali nya, Xia di diperkosa dan disiksa hingga terbunuh oleh 3 pengusaha asing tersebut. Xia baru saja bertambah umur nya menjadi umur 21 tahun. Xia saat itu juga meninggal tanpa mencapai keinginan yang terakhir, yaitu untuk membangun satu kelas bagus dengan 2 komputer yang bisa digunakan oleh murid-murid.

Seorang pelacur telah meninggal dunia, keheningan yang di penuhi air mata. Saat itu langit kota ShenZen masih berwarna biru seperti lautan. Para murid-murid, guru-guru dan beberapa ratus penduduk menghadiri acara pemakaman Xia di desa kecil bernama “GanShu” Pada saat itu, semua hanya bisa melihat foto hitam putih dari Xia dalam foto itu Xia mengikat rambutnya dengan senyuman bahagia. Kepala sekolah membuka diary Xia dan membacakanya di depan para murid murid nya dan Xia menulis “Sekali melacur, bisa membantu satu anak yang tidak bisa sekolah. Sekali menjadi wanita simpanan, bisa membangun sebuah sekolah yang telah hilang harapan. Bendera setengah tiang dikibarkan.

Sumber : beritaunik.net

Diet Aneh Ala Steve Jobs

steve jobs

Mendiang Steve Jobs meninggalkan warisan revolusioner di bidang teknologi. Terlepas dari sejarah fenomenal yang dia ukir, Jobs dikenal sebagai pesohor dengan sejumlah kebiasaan aneh selama hidupnya. Dalam biografi yang ditulis Walter Isaacson, ada beberapa perilaku aneh mantan petinggi Apple Inc. ini, mulai dari diet ketat yang dia lakukan hingga soal kebersihan pribadinya.

Misalnya saja, salah satu kebiasaan favorit Jobs untuk menghilangkan stres kala membangun Apple adalah merendam kaki telanjang dalam toilet di kantor. Kebiasaan makan Jobs tak kalah unik. Ini dia diantaranya, seperti dimuat MSNBC.

Diet apel-wortel

Biografinya merinci kecenderungan Steve Jobs yang hanya makan satu atau dua makanan saja, seperti wortel atau apel selama berminggu-minggu. Ahli diet Elisa Zied mengungkap pendapatnya soal ini. "Meskipun apel dan wortel menyehatkan dan menyediakan karbohidrat, dua buah ini memiliki protein yang sangat sedikit. Tidak seperti lemak dan karbohidrat, protein tidak dapat disimpan dalam tubuh, jadi penting untuk mengkonsumsi makanan yang kaya protein yang cukup setiap hari," jelas Zied, yang juga menulis buku "Nutrition at Your Fingertips".

Protein memberikan energi bagi tubuh dan membantu mempertahankan jaringan otot, memperlancar metabolisme dan mempertahankan massa tubuh. Tapi, jika tidak mengasup protein yang cukup, katanya, tubuh bakal kehilangan asam amino esensial untuk mendukung pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Kelemahan lain diet ini adalah kurang asupan lemak. Tanpa lemak, Zied menjelaskan, tubuh akan terkikis habis. "Akan terasa menyakitkan terutama pada bagian kulit. Anda akan merasa lebih sering kedinginan dan tubuh rentan cedera. Sangat berisiko bagi mereka dengan penyakit kronis."

Fruitarianisme

Jobs juga lama menjadi fruitarian--sebuah kategori vegan yang hanya makan buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran, tanpa produk hewani apapun. Meski jenis diet ini tetap mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang sangat sehat, tapi Zied memperingatkan, ada nutrisi penting yang mungkin hilang. "Jenis diet ini sangat terbatas karena menghilangkan susu dan tidak mengandung lemak cukup, kecuali mengasup kacang-kacangan dan biji-bijian dalam jumlah besar," katanya. Namun umumnya kemampuan makan seseorang tak sesuai kebutuhan tubuh.

Veganisme

Jobs percaya, komitmen menjadi seorang vegan akan menghindarkan dirinya dari produksi lendir berlebih dan membebaskannya dari bau badan. Karena itu, ia merasa tak perlu memakai deodoran atau terlalu sering mandi. "Kurangnya asupan protein dalam diet vegan menghalangi proses detoksifikasi tubuh. Ini dapat menyebabkan bau badan bahkan lebih menyengat," kata JJ Virgin, pakar nutrisi. Lendir yang biasanya muncul pada orang yang sakit, sebetulnya bisa diatasi dengan perubahan pola makan.

Rahasia berpuasa

Jobs juga kerap berpuasa untuk memunculkan perasaan bahagia pada dirinya. Menurut ahli, kemungkinan besar, Jobs mengalami ketosis--perasaan euforia ringan yang terasa setelah berpuasa. Ketika Anda makan secara normal, glukosa menjadi sumber energi utama tubuh. Namun saat berpuasa, tubuh akan menciptakan bahan kimia kecil yang disebut keton yang mengganti glukosa. Inilah yang digunakan sebagai energi bagi sel-sel tubuh.

"Jika tubuh menghasilkan keton lebih dari yang dibutuhkan untuk menciptakan energi, akan terjadi kondisi berbahaya yang disebut ketosis," kata Zied. "Hal ini membuat tubuh kehilangan natrium dan air, dan dapat berkontribusi pada rasa mual, kelelahan dan lemas."

Sumber : kosmo.vivanews.com

Tamparan Jokowi

Jokowi_Makan_Tempe
Sumber gambar : tribunnews.com

Kala Jokowi mengurai ucapan: Kopiah dan baju koko terkesan relijius. Ucapan ini saya penggal, saya buru esensinya. Tiada secuilpun ketersinggunganku dengan artikulasi Jokowi ini. Saya malah merenung. Saya justru tak simpati atas usulan sebagian kalangan agar Jokowi minta maaf. Tiada argumentasi sedikitpun Jokowi harus mohon maaf.

Siapapun yang menyuarakan ini tidak wajib minta maaf. Idealnya, kitalah yang wajib berterima kasih kepada orang ini sebab ia telah mengingatkan kepada kita yang suka memakai pakaian religius seolah-olah user-nya religy automatic.

Faktanya, tiada jaminan lagi sang jilbab menjaga pemiliknya dari perbuatan tercela. Tiada juga garansi kopiah, baju koko atau songkok haji terhadap perilaku sang pemakai. Kenapa harus tersinggung?. Lihat saja artis-artis kita di bulan ramadhan, pakaian mereka sangat religius kok. Tapi kelakuan orisinilnya sebagian kamuflase dan memperjual belikan kerelejiusan dengan labelisasi pakaian. Sebab agama di jaman ini terkesan labelisasi kok.

Jika ada orang relijius tersinggung dengan pernyataan Jokowi ini maka ia sesungguhnya bukanlah seorang relijius. Seloroh itu justru sebuah dakwah, si’ar, peringatan dan menyuruh kita berhati-hati dalam berpakaian, tak gampang menggunakan songkok haji kok, koko atau semacamnya. Syarat utamanya harus linear, bukan sebagai embel-embel. Tuh banyak orang bergelar haji dan memasang songkok haji di kepalanya dan menutupi ubun-ubunnya dari segala rayuan dan bisikan syaitan durjana, tapi toh ia malah memperkosa hak-hak orang, korup dan ucapannya tak relijius. Jauh dari sami’na wa atha’na.

Orang-orang yang suka memakai songkok haji, tapi tak sesuai perilaku kehajiannya adalah HAJI MEONG. Tahu kan cerita menarik haji Meong. Itu tuh, sekumpulan kucing yang berpenampilan baik kepada para tikus-tikus. Kucing-kucing ini mengumumkan kepada para tikus bahwa sang kucing sudah insyaf dan tak mau memakan lagi sang tikus.

Sang Tikuspun bertanya: “Hei Kucing, apa buktinya engkau insyaf?”
Sang Meong menjawab: “Saya sudah tobat dan saya mau naik tanah suci. Doakan kami agar haji mabrur yah”.

Sang Tikus senang sekali atas pernyataan si kucing. Singkat cerita, kucing naik tanah suci dan diantar oleh si mouse and family. Pulangpun dijemput di bandara. Duh senangnya sang tikus lihat perilaku sang kucing yang benar-benar berubah.

Namun sebulan kemudian, sang tikus habis dimakan sang kucing yang baru saja naik tanah suci itu. Hanya tersisa seekor tikus yang lolos dari cengkaraman sang kucing. Tikus ini berkata dengan penuh penyesalan:

“Dari dulu memang saya tak percaya kucing, saya tak percaya janji-janjinya, tak percaya kata-katanya. Inilah akibatnya mempercayai kucing yang kelakuan permanennya doyan memangsa tikus”.

Naik hajinya sang kucing hanyalah modus operandi, sebuah kedok yang harus dilakukan agar rakyat tikus percaya pada kebaikannya. Padahal ini hanyalah sebuah skenario kejahatan yang tertunda.

* * *

Penguasa berbaik-baik setiap kali PILKADA, sangat rajin bersilaturrahmi, rajin ke panti-panti asuhan, panti-panti jompo, berkata semua ini untuk rakyat. Tapi waspadalah, setelah ia terpilih dan bertahta. Kalian siap-siap saja akan diterkam. Terkamannya itu bernama pencurian uang rakyat, studi banding, pajak ditilep, proyek jalan abal-abal yang mudah rusak, lobang-lobang dan berkubang.

* * *

Saya bukanlah pendukung Jokowi, dan tak memihak ke siapa-siapa. Namun ucapan Jokowi ini adalah tamparan terhadap saya, tamparan untuk self efficacy, memeriksa diri, dan meraba-raba perilaku saya dan kita selama ini.

Mumpung kita belum mati, belum dimandijenazahkan, belum dikafani. Tiada salahnya ucapan ini kita renungkan sobat….!!!

Oleh : Muhammad Armand
Mengajar di Universitas Hasanuddin, Makassar-Sulawesi Selatan

Membuka Luka Lama Sejarah G-30S/PKI

the act of killing
 
Setiap memasuki penghujung bulan September, tepatnya pada tanggal 30 September, bangsa ini selalu dihadapkan pada sebuah kenangan sejarah kelam masa silam. Ya benar sekali sejarah adakalanya sebagai jelmaan luka lama, ketika kita mengenang sejarah maka siapkanlah untuk membuka luka lama itu. 
Mungkin kita sudah lupa bahwa hari ini tanggal 30 September, dan besok tanggal 1 Oktober bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Dulu pada era Orde Baru, pertengahan 80-an atau awal 90-an dengan mudahnya kita mengingat tanggal 30 September ini sekaligus memperingati Hari Kesaktian Pancasila, karena setiap tanggal 30 September, kita selalu disuguhi film Pengkhianatan G-30S/PKI. Buat para pembaca yang lahir tahun 70-an, masih melekat dalam ingatan kita frase dalam film itu, “Darah itu merah, Jenderal!” atau “Republik sedang hamil tua.” 

Film Pengkhianatan G-30S/PKI garapan Arifin C. Noer yang dibuat pada tahun 1984 ini adalah versi resmi pemerintah Orde Baru tentang kejadian 30 September 1965 malam hingga 1 Oktober 1965 pagi di Jakarta. Tentang Sukarno yang sakit, Tjakrabirawa yang siaga, ABRI yang hendak berulang tahun, Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sedang jaya-jayanya, dan Soeharto si tentara yang tenang. Sukarno diperankan Umar Kayam, dan Mayjen Soeharto diperankan Amaroso Katamsi. 
Puncak kisahnya ketika PKI menculik tujuh perwira Angkatan Darat, dibawa ke Lubangbuaya, disiksa (termasuk oleh Gerwani), lalu dibenamkan ke dalam sumur tua dan sempit di sana. Upaya PKI lebih jauh untuk merebut kekuasaan kemudian digagalkan Soeharto. Film ini lantas wajib diputar di seluruh stasiun televisi yang ada kala itu, dan berhenti pada 1998, masa berakhirnya Orde Baru. 
Kita tentu tidak akan membahas tentang film Pengkhianatan G-30S/PKI garapan Arifin C. Noer, apalagi untuk mengkritisinya. Penulis hanya menegaskan bahwa sebuah film adalah produk budaya, apalagi ketika film tersebut “disponsori” oleh regim yang sedang berkuasa, maka sudah bisa ditebak bahwa produk budaya tersebut merupakan bagian dari upaya “propaganda” untuk melanggengkan kekuasaannya. 
Kini menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2012, publik dihentakkan oleh munculnya sebuah film The Act of Killing, tidak seperti film-film bertema peristiwa 1965 lain, dokumenter karya Joshua Lincoln Oppenheimer ini memotret peristiwa pembantaian anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) bersama etnis Tionghoa dari sudut pelaku. Cuplikan film sudah beredar di Internet sejak Selasa pekan lalu ini menampilkan betapa gembiranya para pelaku berseragam sebuah organisasi pemuda yang masih ada sampai kini karena berhasil membasmi musuh negara itu. Wajah mereka juga tidak menampakkan penyesalan. 
Ketua Kontras (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) Haris Azhar memastikan film ini bakal menghebohkan hingga dunia internasional. Bukan lantaran temanya saja, namun film ini juga memotret langsung pelaku lapangan dari organisasi yang sampai saat ini masih berpengaruh. “Film ini akan makin menunjukkan apa sebenarnya terjadi pada pembantaian 1965,” katanya - merdeka.com 
Komentar serupa juga meluncur dari lisan sejarawan Asvi Warman Adam. Dia menegaskan The Act of Killing bakal makin menguatkan bukti perlunya pembentukan pengadilan hak asasi adhoc buat kasus 1965, seperti rekomendasi dibuat oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Juli lalu. Dia yakin film ini bakal mengubah pandangan Barat dalam konteks Perang Dingin terhadap peristiwa 1965. “Selama ini masyarakat Barat mengakui (pembantaian PKI) itu jahat tapi perlu dilakukan,” ujar Asvi saat dihubungi secara terpisah. 
Film sepanjang 115 menit ini dipuji sejumlah kalangan. “Saya belum pernah melihat satu film berpengaruh dan menakutkan (seperti The Act of Killing) dalam satu dekade terakhir,” kata Werner Herzog (aktor, sutradara, dan produser asal Jerman), seperti dikutip dari situs theactofkilling.com. “The Act of Killing sangat mengejutkan dalam sejarah film.” 
Errol Mark Morris menilai The Act of Killing sebagai potret luar biasa dari pembantaian massal. “Sebuah film menakjubkan dan mengesankan,” kata sutradara dari Amerika Serikat ini. Surat kabar the Guardian sembilan tahun lalu menempatkan lelaki 64 tahun ini pada peringkat ketujuh dalam daftar 40 sutradar terbaik sejagat. Bukan sekadar cerita dan tokohnya yang kontroversial, penggarapannya juga bisa menjadi polemik. Oppenheimer bekerja sama dengan sejumlah pihak di Indonesia, namun identitas mereka disembunyikan. Ini termasuk satu dari tiga sutradara selain Oppenheimer dan Christine Cynn. 
Ternyata film The Act of Killing tidak hanya kontroversi dalam tema maupun isinya, namun film ini juga memincu kontroversi karena pemeran utamanya yaitu Anwar Kongo “merasa tertipu” oleh ulah sutradaranya. Anwar yang menjadi pemeran utama tahunya film itu berjudul Arsan dan Aminah, bukan The Act of Killing yang Sabtu pekan ini diputar di Festival Film Internasional Toronto, Kanada. 
Pada konferensi pers, Anwar mengaku bingung karena tidak pernah nonton film The Act of Killing. Dia menyatakan ingin sekali menonton film The Act of Killing secara penuh. “Siapa yang tidak ingin? Tapi sampai sekarang saya belum mendapatkannya,” ujar Anwar. Seorang jurnalis yang ikut dalam temu pers itu mengaku sudah menonton film ini di Jakarta. “Filmnya bagus banget, layak dapat penghargaan. Tapi diputarnya masih secara rahasia,” ujarnya. 
Sementara, Anwar juga kembali mengaku merasa tertipu dengan pembuatan film itu. “Soal langkah hukum, saya akan bicarakan dengan penasihat hukum saya,” ungkapnya. Hari-hari ke depan publik pasti disibukkan oleh kontroversi film The Act of Killing, yang konon copy-nya sudah beredar untuk kalangan terbatas. 

The Lord of the Rings: The Return of the King

Lord of The Ring
There's definite value to making a series of films at the same time: the quality and the "look and feel" is consistent, and the passion of the people involved, if present in the first film, is present in all of them. Most important of all (unlike in The Matrix or even the Star Wars series), it shows that the creators have thought through the implications of their story arc, rather than just generating sequels due to public pressure. In the case of The Lord of the Rings, it probably didn't hurt that the plot was based on a famous well-established book.

And this is how it ends. In The Return of the King, the filmmakers tell a fairly simple story: how the two Hobbits, Frodo Baggins (Elijah Wood) and Samwise Gamgee (Sean Astin) finally return the powerful ring to the fires of Mount Doom. They take a well-paced 200 minutes to do so and every minute is worth watching.

The best character throughout the whole series of films for me was Smeagol (voiced Andy Serkis) whose history as he becomes the Gollum is showcased here, as is the corrupting nature of power. This is how the movie starts, and as everyone knows, it ends with his death. Perhaps the best lesson from this film is that Frodo is a potential Gollum, and Gollum is a potential Frodo.

The graphics were absolutely perfect. The final epic battle is a visual spectacle. And as has been the trademark in this movie series, the are interspersed with poignant scenes that are irrelevant to time and place, when viewed from an anthropomorphic perspective. Further, the visual scenes themselves a great mix of live action with computer-generated images which blend together seamlessly. The most anticlimactic moment had to do with the defeat of Sauron, which in the end I thought happened a little too easily. I would've liked to see him go head to head a little more with Frodo's friends.

No set of words in a review can do justice to The Lord of the Rings movies, save to say that it's best watched on a large screen with great surround sound so you can see for yourself why.

Harry Potter and the Sorcerer's Stone

harry potter
 
It is extremely difficult, if not impossible, to translate a book into a movie. The problem has to do with one's imagination: words in a book conjure up images that are highly personal and subjective, and any attempt by a third party to lend form to them ends up disappointing. Harry Potter and the Sorcerer's Stone is no exception in this regard, but fortunately, the imagery presented is awesome and wondrous in its own right.

The film is made strictly by the book: Harry Potter (Daniel Radcliffe), a young boy mistreated by his foster family, learns that he is special and comes of age... in the Hogwart's School of Magic (!) where he learns wizardry, plays Quidditch and fights an evil despotic wizard (who does not turn out to be his father).

While the movie stays fastidiously true to Joanne Rowling's book, perhaps one of the best adaptations ever, the adage that a picture is worth a thousand words doesn't hold true here. For the most part, from the initial victory of the baby Harry Potter upto the Quidditch match, a lot of the details are skipped. What we're presented with is a jump from one scene to another (sometimes too quickly) that illustrates with painstaking effort the magical realm that Rowling has constructed in her series. For example, while the opening sequence shows Professor Albus Dumbledore (Richard Harris) turning out the lights in a street, Professor McGonagall (Maggie Smith) changing to her true form from being a cat, and Hagrid (Robbie Coltrane) bringing Harry on his flying motorcycle, we're not really shown the celebration of Lord Voldemort's fall. This isn't criticism but just an observation; in fact, I think doing this is especially okay if one is familiar with the Harry Potter books, but it does impart a sense of urgency in the beginning portions of the film.

I marvelled at how technology enabled the film makers to make possible the wonders of Harry's world, including Diagon Alley and Gringotts Bank, the moving pictures, Hogwarts Castle, the Sorting Hat (Leslie Phillips), the ghosts in the Castle (including a cameo by John Cleese), Fluffy the three-headed dog, the ugly troll, and so on. I believe that it is technology that makes the Harry Potter film authentic, in the same way as in the X-Men or the How the Grinch Stole Christmas movies, by letting at least the imagination of a few people come to life as vibrantly as possible. Most of what I imagined and what was projected on the screen weren't really colinear, but it was still cool, incredibly so at times, to watch.

The movie, however, picked up with the first Quidditch match where Harry, on a broomstick, plays the position of a Seeker after the Golden Snitch, a particularly hard-to-catch ball, which is key to winning a game. The inspired depiction of the game meshed with my imagination extremely well, and from there on, the story of Harry's second encounter with the dark Lord Voldemort (Richard Bremmer) enfolded in a less fragmented and more cohesive manner. The final confrontation, and what Harry and his friends have to do get there, is a delight to watch.

For those paying attention, the main change from the book has to do with how Hagrid's dragon is disposed of and the resulting consequences. The ghosts also play a smaller role here though given the movie's running time, I'm not surprised parts like those were omitted.

The actors playing the young leads give decent performances, with Emma Watson as the know-it-all Hermione Granger standing out. The adult actors aren't given much time but they all present solid performances. The score by John Williams is simple but effective. The set design, cinematography, and visuals are impressive. Director Chris Columbus does a great job of bringing to the big screen the Enid Blyton-like atmosphere that Rowling's books exude.

Harry Potter and the Sorcerer's Stone is a great movie to watch. I viewed it from the perspective of someone who is intimately familiar with the books, and I believe there is strong merit to watching it being completely unfamiliar with the story, a choice I do not have given that I've read the four books a few times. Definitely check it out on the big screen and make sure you goto the bathroom before.
 
Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya
Space Iklan Banner 125x125
Space Iklan Banner 125x125
Internet Marketing
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger